Glitter Words
Minggu, 04 Desember 2011

Rahasia Senyum

Senyuman menyimpan berjuta keajaiban. Di dalamnya tersirat berbagai makna yang sangat dalam. Senyuman muncul dari kedalaman hati yang murni. Senyuman menggambarkan kondisi hati si empunya. Senyuman memiliki kekuatan dahsyat yang kadang kita tidak menyadarinya. Senyuman bisa mendatangkan kebaikan, bisa pula mengundang petaka dan kerugian. Senyuman merupakan cermin kadar kearifan.

Berapa banyak orang yang termotivasi sekedar oleh senyuman. Dan berapa banyak pertikaian yang terjadi akibat sesungging senyuman. Senyuman dapat menjadikan orang lain seolah terhipnotis untuk melakukan apa yang diminta. Senyuman membuat orang lain merasa mendapatkan harta paling mahal. Tapi, senyuman bisa juga membuat orang kecil nyali, patah semangat, tak berdaya, marah, sumpek.

Benar, bila dikatakan di balik senyuman ada selaksa energi raksasa. Seumpama sebulir atom yang dapat menimbulkan ledakan dahsyat, yang itu bisa digunakan untuk tujuan positif maupun negatif. Keliru bila ada ungkapan, “Apalah artinya senyuman?” Dari berbagai fenomena, kita bisa melihat bahwa senyuman itu tidak berlalu begitu saja. Senyuman tidak bisa ditampakkan sembarangan. Perlu pertimbangan dan kebijaksanaan.

Senyuman memiliki banyak bentuk dan efek yang dilahirkan, di antaranya,

Pertama, senyum tulus

Orang yang menyadari dan memahami arti senyuman, ringan untuk tersenyum dengan tulus. Tidak ada keinginan untuk pelit dengan senyuman, atau keinginan untuk memberikan senyuman yang palsu. Senyuman tulus bisa memberikan kehangatan dan kebahagiaan. Senyuman tulus lahir dari kedalaman hati yang selalu menginginkan kebaikan. Senyuman tulus hanya bisa kita miliki, kala kita telah terbiasa dengan perbuatan-perbuatan mulia. Orang yang tidak akrab dengan hal-hal mulia, malah terbiasa dengan kejahatan dan kezhaliman, akan sulit untuk tersenyum tulus dan juga tidak senang bila mendapat senyuman tulus.

Bila kita merasa berat untuk tersenyum tulus, tidak mengapa, perlahan-lahan, senyuman tulus tidak bisa dipaksakan. Kita bisa tersenyum tulus, tipsnya adalah dengan membiasakan diri dengan kata-kata dan perbuatan-perbuatan mulia. Nanti dengan sendirinya kita bisa tanpa terasa memberikan senyuman tulus.

Kedua, senyum bahagia

Saat mendapatkan apa yang diinginkan, setiap orang pasti akan tersenyum bahagia. Kebahagiaan di hatinya tidak bisa disembunyikan. Nampak dari wajah dan sikapnya. Orang yang hatinya terpancari cahaya kebenaran, biasanya menyertai kebahagiaannya dengan senyuman dan rasa syukur. Syukur dalam ucapan maupun perbuatan.

Ketiga, senyum sabar

Senyuman sangat diperlukan ketika menghadapi kondisi yang membutuhkan kesabaran, karena mampu memberikan energi positif dan sugesti. Kebeningan hati membuat orang bisa dengan mudah bersabar bahkan tersenyum sabar. Orang yang yakin bahwa kehidupan dunia bukan kehidupan sebenarnya, kehidupan sebenarnya adalah akhirat, dengan mudah dia tersenyum sabar menghadapi segala ujian, cobaan, musibah, dan rintangan.

Di antara cara agar bisa menghadapi ketidaknyamanan dengan senyum kesabaran, memahami bahwa kesabaran lebih baik daripada ekspresi tidak terima dengan kondisi. Selain tidak berguna, juga sangat berkontribusi bagi tumbuhnya benih-benih stres. Terima tidak terima, toh kita tetap menerima kenyataan. Lebih baik kita menerimanya, agar kita memiliki kekuatan dan banyak jalan untuk bisa mengubah kenyataan pahit menjadi kenyataan yang menggembirakan. Meski untuk hal itu membutuhkan sedikit waktu.

Keempat, senyum sinis

Hindari menyunggingkan senyuman sinis. Karena hanya akan menciptakan permusuhan dan kejahatan. Kita tidak menginginkan kedamaian hidup tercabik oleh sebuah senyuman sinis. Semestinya kalau kita menyadari betapa senyum itu dapat menciptakan kebaikan, kita tidak membiarkan diri kita senang bila bisa tersenyum sinis. Hati yang sakit biasanya mudah untuk tersenyum sinis.

Kelima, senyum puas

Puas lebih luas substansinya daripada bahagia. Kepuas Senyuman puas tercipta ketika mendapat kesuksesan dan keberhasilan. Keberhasilan ada dua macam, keberhasilan melakukan kebaikan, dan keberhasilan melakukan keburukan. Senyum puas atas keberhasilan bergantung pada tingkat pemahaman dan pemaknaan terhadap kebaikan dan keburukan.

Orang yang berhati baik, akan puas tatkala dirinya telah berhasil menciptakan kebaikan. Setelah bisa membantu orang yang membutuhkan, setelah bisa menyedekahkan sebagian hartanya, setelah bisa mempersembahkan karya yang bermanfaat bagi peradaban, orang yang berhati baik akan tersenyum puas. Bahkan, orang yang tersenyum puas dan bahagia ketika bisa beramal kebaikan, dan menangis sedih tatkala terjerumus dalam dosa, adalah bukti nyata bahwa dia adalah orang yang beriman, mu`min sejati.

Namun, bila hati berkalang noda, baru akan tersenyum puas ketika dirinya telah sukses menyakiti orang lain, merendahkan martabat orang di hadapan khalayak, menipu orang, dan sebagainya. Kita bisa lihat, para penjahat, mereka tersenyum puas bila kejahatannya berjalan mulus. Kita juga bisa lihat, orang-orang yang sombong, mereka tersenyum puas bila berhasil menjatuhkan lawan bicara atau berhasil menunjukkan kehebatan dirinya.

Keenam, senyum menegaskan atau meyakinkan

Senyuman sangat dibutuhkan oleh para motivator dan enterpreneur. Tanpa senyuman, kesuksesan akan menjauh dari mereka. Kita tidak pernah melihat ada motivator atau enterpreneur sukses yang berat untuk tersenyum. Para motivator mendambakan, melalui senyuman, orang-orang yang menjadi obyek dialognya merasakan semangat dan optimisme. Para enterpreneur mengangankan para customernya percaya lantas dengan senang hati menjadi pelanggan.

Bisa kita bayangkan, bila motivator yang sedang memberikan treathment tapi tidak terlukis senyuman di wajah mereka. Apa yang terjadi? Kata-katanya menjadi hampa, tidak ada energi yang dapat ia transfer, kekuatan besar yang seharusnya ada menjadi hilang entah kemana, audiencenya pun berubah ingin segera pergi.

Bisa kita bayangkan pula, bagaimana akibatnya bila ada enterpreneur yang tidak murah senyum? Para customernya akan enggan kembali bertransaksi dengannya. Dan kalau sikapnya yang mahal senyum berkelanjutan, dapat dipastikan bisnisnya akan hancur. Kita bisa melihat fenomena ini. Karenanya, ilmu bisnis termutakhir mengajarkan untuk murah senyum kepada para customer. Senyum menjadi nilai lebih bagi keberhasilan para enterpreneur.

Para praktisi dakwah Islam pun sangat butuh dengan senyuman meyakinkan dan menegaskan. Para jama’ahnya akan senang untuk melakukan kebaikan yang diajarkan, bila para da’i murah senyum. Praktisi dakwah yang jauh dari senyuman meyakinkan dan menegaskan, akan kehilangan kata-kata yang memiliki kekuatan dan daya hujam. Tidak pernah kita dengar, Nabi Muhammad kosong dari senyuman. Senyuman senantiasa merekah di wajah beliau. Kecuali dalam kondisi tertentu yang membuat senyuman bukan wujud kearifan. Alhasil, masyarakat Arab kala itu yakin bahwa risalah yang dibawa beliau adalah cahaya kebenaran. Kalaupun ada yang menolak dakwah beliau, itu ada faktor lain yang melatarbelakangi.

Ketujuh, senyum takjub

Melihat kejadian-kejadian luar biasa membuat kita tidak bisa menahan diri dari tersenyum takjub. Takjub di hati, membuat kita susah untuk menyembunyikannya. Kadang disertai dengan ucapan kekaguman. Seorang Muslim akan mengiringinya dengan ucapan tasbih dan dzikir lainnya, karena begitu tuntunannya. Di samping hal itu lebih bermanfaat, ketimbang hanya ekspresi tanpa makna.

Kedelapan, senyum mengejek, menghina, merendahkan, dll

Mengejek, menghina, merendahkan sangatlah menyakitkan hati. Sang obyek akan merasa begitu dicampakkan dan terzhalimi. Apalagi disertai dengan senyuman ejekan, penghinaan, dan perendahan. Hindari sebisa mungkin untuk tidak tersenyum ketika ada orang yang tertimpa kegagalan atau terkena musibah. Senyuman di saat-saat itu, akan diartikan sebagai ejekan.

Namun bila kita mampu mengelola senyuman dengan tepat, silahkan tersenyum. Gunakan senyum kesabaran. Orang yang terhempas musibah atau mengalami kegagalan akan sangat senang bila kita bisa memberikan senyum kesabaran. Caranya, iringi dengan doa dan kata-kata hikmah, sebagai obat dan penyejuk hati bagi mereka. Mereka akan merasa telah menemukan oase yang airnya sangat segar dari kita.

Kesembilan, senyum marah

Dalam tingkat tertentu, terkadang marah bisa memunculkan senyuman. Seperti, ketika ingin meredam amarah, ada orang yang menyiasatinya dengan berusaha tersenyum. Insya Allah sangat efektif. Senyum yang tulus bagaikan air yang mampu memadamkan api amarah. Senyuman untuk meredam amarah hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang semenjak awal memiliki akhlak mulia dan keterampilan mengelola gejolak hati.

Ada pula ketika amarah sedang memuncak, sebagian orang menyajikan kemarahannya dengan senyuman. Biasanya diringi dengan kezhaliman. Orang yang kuat adalah orang yang berhasil memendam amarahnya. Seberapapun besar kemarahan itu berkobar, berupayalah untuk memadamkannya. Di antaranya kiatnya adalah dengan tersenyum tulus. Senyum yang jernih yang lahir dari hati yang putih dan akhlak yang bersih.

Sekian ragam senyuman membuktikan bahwa dalam senyuman tersimpan berbagai keajaiban. Pandai-pandainya kita untuk memanaj senyuman, dan menjadikannya sebagai sumber kebaikan bagi semesta kehidupan. (Surabaya, Dini Hari 7 Februari 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Monggo Di Isi Commentnya.....>_<

 
;